Sistem Pendidikan Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

Jepang secara resmi menguasai Indonesia pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa pendudukan Jepang ini, pendidikan yang sebelumnya telah berjalan saat penjajahan Belanda dipaksa diberhentikan. Semua sekolah yang ada ditutup dan kembali dibuka setelah diberlakukannya sistem baru yang berbeda dari sistem pendidikan Belanda. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia kepada Jepang.

Lalu bagaimana sistem pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang di Indonesia saat itu? Nah, pada artikel kali ini saya akan membagikan tentang kondisi dan sistem penddikan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.

Sekarang kita tahu bahwa di Indonesia terdapat beberapa tingkatan pendidikan mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK), dan sekolah tinggi (universitas). Nah, pada masa pendudukan Jepang sistem pendidikannya juga sama. Namun hanya berbeda istilah saja. Berikut ulasannya.

  1. Pendidikan Dasar (Gokumin Gakko)
    Pada tingkatan pertama atau tingkat dasar dikenal dengan sebutan Gokumin Gakko. Gokumin Gakko merupakan tingkatan pendidikan paling dasar pada saat itu, kalau sekarang kita kenal denga sebutan sekolah dasar (SD). Pada tingkatan ini dilaksakan selama 6 tahun. Bedanya dengan sistem pendidikan Belanda adalah, pada sistem pendidikan Jepang ini tidak mengenal istilah perbedaan status. Jadi pada masa itu  mau kalian anak rakyat jelata, keturunan asing, atau ningrat bisa bersekolah tanpa dibeda-bedakan statusnya. Hal ini jelas tujuannya adalah untuk menarik simpati rakyat Indonesia pada saat itu. Hal ini juga memberikan banyak keuntungan juga bagi rakyat Indonesia, jadi semua rakyat Indonesia dapat merasakan pendidikan tanpa dibeda-bedakan kastanya.

  2. Pendidikan Lanjutan (Shoto Chu Gakko)
    Shoto Chu Gakko merupakan tingkatan lanjutan dari Gokumin Gakko, atau kalau sekarang kita kenal dengan sebutan sekolah menengah pertama. Jadi pada tingkatan ini, para siswa melaksanakan pendidikan selama 3 tahun. Wadidaw, Sama persis dengan saat ini, yah?

  3. Pendidikan Menengah (Chu Gakko)
    Sekolah menengah pada masa pendudukan Jepang pada saat itu dikenal dengan nama Chu Gakko. Sudah jelas, kalau pada masa sekarang kita kenal dengan nama sekolah menengah atas (SMA). Lama pendidikan pada tingkatan ini selama 3 tahun. Pendidikan menengah memberikan pembelajaran yang lebih terarah berdasarkan hasil pembelajaran pada pendidikan lanjutan.

  4. Pendidikan Kejuruan (Kogyo Gakko)
    Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan lanjutan dimana pembelajarannya lebih spesifik dan terperinci. Pendidikan ini lebih mengutamakan keahlian yang akan didapatkan siswa untuk terjun ke masyarakat.

  5. Pendidkian Tinggi
    Tingkat pendidikan Universitas pada masa penjajahan Jepang memang tidak diberlakukan seperti sekarang, namun tingkat tersebut diganti dengan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi yang dibuka oleh pemerintah Jepang pada saat itu adalah Sekolah Tinggi Kedokteran dan Sekolah Tinggi Teknik Bandung.

Selain pembentukan sistem pendidikan tersebut, ternyata Jepang juga mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap guru Indonesia. Hal tersbeut sudah jelas, ya. Untuk mencari simpati rakyat Indonesia. Namun materi-materi yang diajarkan tetap disusupi budaya-budaya Jepang. Antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Penanaman ideologi Hakko Ichiu
    Idiologi ini merupakan slogan persaudaraan yang diciptakan Jepang untuk kawasan Asia Timur Raya.
  2. (Nippon Seisyin) Melatih guru secara militer berserta sifat semangat Jepang dalam mendidik siswanya. 
  3. Memberikan pelatihan berupa bahasa Jepang, sejarah Jepang dan adat istiadat Jepang
  4. Mengikuti kegiatan keolahragaan Jepang serta dapat menyanyikan lagu Jepang.

Tak hanya guru-gurunya yang mendapatkan pelatihan, para sisiwa yang menempuh pendidikan juga mendapatkan pembinaan dari pemerintah Jepang. Pembinaan ini bertujuan membentuk kedisiplinan siswa serta ketaatan siswa terhadap kewajiban yang harus dilakukan setiap hari di sekolah. Adapun kewajiban tersebut seperti:

  1. Dapat menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (Kimigato) pada pagi hari disetiap harinya. Makanya jangan heran kalau kakek atau nenek anda pintar berbahasa Jepang dan hafal lagu kebangsaan Jepang, ya. Karena itu sudah menjadi makanan sehari-hari mereka.
  2.  Mengibarkan Hinomura atau bendera Jepang serta menunduk menghadap timur untuk menghormati Tenno Haika Kaisar Jepang di setiap paginya.
  3.  Melakukan sumpah setia (Dai Toa) pada cita-cita Asia Raya.
  4.  Melakukan senam Jepang (Taiso) setiap pagi harinya.
  5.  Pelatihan fisik ala militer Jepang
  6. Menggunakan bahasa pengantar berupa bahasa Indonesia selain bahasa Jepang.

Nah, itu dia beberapa gambaran pendidikan Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Bagaimana? Masih lebih baik sistem pendidikan Jepang atau Indonesia? Silahkan kalau ada pendapat bisa langsung komen di bawah, ya?

Terima kasih sudah membaca artikel kali ini, sampai berjumpa di artikel selanjutmya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel